Kesalnya Sudah Menthok, Pelaku Mutilasi di Pacet Tega Jagal Kekasihnya Jadi 65 Potongan
| Foto :Pelaku mutilasi, AM (Alvi Maulana) bersama kekasihnya sendiri Tiara AS saat keduanya masih berhubungan harmonis semasa kuliah, Foto dukumen pelaku dari HP Pelaku) | 
AM (Alvi Maulana), pelaku mutilasi asal Labuhan Batu
Sumatera Utara (sumut) dan saat ini tinggal di rumah kos di Lidah Wetan
(Lakarsantri)-Surabaya dikonfirmasi usai menjalani penyidikan di Mapolres
Mojokerto mengaku sudah hampir 5 tahun pacaran dengan Tiara AS sejak kuliah di
Universitar Trunojoyo Madura hingga lulus sarjana.
Dijelaskan meski 
belum menikah resmi, kami tinggal serumah  di rumah kos di Lidah Wetan Surabaya.
Rencananya sambil mencari kerjaan yang layak, untuk sementara keja sebagai gojek
online untuk menyambung hidup. 
Sejak April kami tinggal di rumah kosan, kekasih saya tidak
menyadari kondisi yang sebenarnya, sehingga kami sering cekcok masalah
kebutuhan ekonomi. Sedangkan kekasih saya menginginkan gaya hidup yang memah
tanpa melihat kondisi yang sebenarnya, sehingga kami terlalu kesal dan
kewalahan akan tuntutan kekasihnya yang berlebihan.
Puncaknya, saat saya pulang kerja dengan kondisi capek pada
malam hari, pintu rumah terkunci. Saat kami ketuk-ketuk berkali-kali dan
memangil via HP dan cara lainnya, lama tidak dibuka.Setelah saya capek, sekitar
1 jam kemudian pintunya baru dibuka dengan sambutan cemberut. Saat masuk rumah
kos kami sempat cekcok dan malah membuat kesal.
“Karena saya nggak kuat nahan amarah dan kesal, langsung
menuju dapur dan berkeinginan membunuhnya. Dengan menggengam pisau dapur saya
bergegas naik ke ruang lantai 2, kemudian menusukan belati tepat dilehernya dan
langsung tidak bernyawa” aku AM di konfirmasi usai  menjalani penyidikan, di Mapolres Mojokerto
Selasa (9/9/2025) .
Diakui setelah kekasihnya mati, muncul ide untuk membuang
jasadnya dengan kondisi tubuhnya tidak utuh agar aman. Kemudian muncul ide
untuk menjadikan tubuh kekasihnya dipotong-potong menjadi bagian yang
kecil-kecil dan dibuang ditempat yang jauh. Kemudian kekasihnya di bawa ke
kamar mandi, lalu dijagal dan dikuliti kemudian memotong- dagingnya dipisahkan
dengan tulang, seperti layaknya jagal hewan saat memotong sapi.
“Saya punya pengalaman saat ikut memotong hewan korban yang
dilakukan tukang jagal. Dengan rasa kesal yang memuncak, tiba-tiba saya dengan
mudahnya  menguliti semua tubuhnya,
kemudian memotong di bagian tulang seperti telapak kaki, tangan dan
kepala,”akunya.
Masih penjelasan pelaku mutilasi, setelah sekujur tubuh
kulitnya terpisah, daginga kami ptong-potong menjadi ratusan bagin dengan
ukuran kecil sekitar 3 on-nan. Kemudian daging-daging tersebut kami masukkan ke
beberapa tas kresek dengan rencana dkami buang didaerah hutan untuk
menghilangkan jejak, kemudian tulang tulangnya kami senidikan dan kami simpan
di rumah kos, rencananya dibuang ke tempat lain di sungai atau lain agar tidak
ada jejak.
“Potongan daging kecil-kecil dalam tas kresek, termasuk ada
telapak kaki kiri dan telapak tangan kanan, kami buang di jurang tepi jalur
wisata Pacet-Tahura Cangar, malam hari dan jalanan sangat sepi pada malam dini
hari, tepatnya hari Minggu (31/8/2025),”tambah AM.
Setelah kembali ke rumah di Lidah Wetan Surabaya, lanjut AM
melenjutkan kerjaan yang belum tuntas. Inginnya membuang sebagian tulang-tulang
yang sudah dikumpulkan dibeberapa tas kresek hitam dan siap dibuang dilokasi
lain.
Sedangkan sebagian tulang-tulang lainnya masih tersimpat dan
akan diptong kecil-kecil lagi kemudian akan dibuang secara bertahap di lokasi
lain lagi, agar benar-benar aman dan tidak ada jejaknya.
“Saya belum sempat memotong-potong tulang menjadi bagian
yang lebih kecil lagi untuk dibuang kelokasi lain, kebur ada polisi yang
menggerebek ke rumah kossan dan menukan sebagian tulang dan tengkorang kekasih
saya, yang saya sembunyikan di belakang almari dan lainnya,” jelasnya.
Saat petugas polisi menggeledah seisi rumah dan menemukan
masih tersisa bekas tulang-tulang korban, saya hanya pasrah dan diam dan tidak
bisa berkata apa-apa dan ngikut saja kemana saya akan dibawa pergi oleh petugas
polisi.
Menurut AM, sewaktu menguliti tubuhnya, seolah tidak ada
rasa iba dan takut sama sekali, mungkin rasa kesal masih belum lepas dari
benaknya. Dan sekarang baru sadar kalau kalau perbuatanya membunuh dan
memotong-potong tubuhnya menjadi ratusan bagian, sangat sadis dan keji. 
Secara terpisah, Kapolres Mojokerto, AKBP Dr. Ihram
Kustarto, S.H., S.I.K., M.Si., 
mengungkapkan bahwa motif pembunuhan yang dilakukan AM (25) warga
Labuahan Batu Sumut  pada TAS (24) warga
Lamongan (kekasihnya yang sudah menjalin hubungan selama 5 tahun)  terkait rasa kesal yang menumpuk  dan kewalahan memenuhi permintaah kekasihnya
yang berlebihan tanpa melihat kondisi yang sebenarnya.
Dijelaskan sepsangan kekasih tersebut menjalin hubungan
cinta sejak kuliah di Universitas Trunojo Madura 5 tahun lalu dan setelah lulus
sarjana, keduanya masih menjalin hubungan intin dan ingin menjalin menjadi
keluarga baru.
Usai lulus kuliah, keduanya tinggal satu rumah di rumah kos
di Lidah Timur-Lakarsantri Surabaya. 
Sedangkan statusnya masih belum nikah baik resmi maupun sirih, namun
sudah memutuskan tinggal serumah. AM pelaku mutilasi saat ini bekerja sebgai
gojek online, untuk mencari nafkah sehari-harinya sambil menunggu mencari
pekerjaan yang layak.
Sedangkan AM tega menghabisi 
kekasihnya sendiri dengan cara memotong-potong tubuh korban menjadi
puluhan bagian, dan membuangnya ditempat jauh dan di jurang tepian hutan masuk
kawasan Pacet jalur menuju Tahura Cangar sebagai upaya untuk menghilangkan
jejak.
Menurut Kapolres Mojokerto, berkat kesigapan dan kecerdikan
Tim Satreskrim dengan bantuan relawan adanya temuan warga pencari rumput
tentang potongan daging manusia yang berceceran di 2 titik berdekatan pada
jurang tepi jalan Pacet-Cangar. Tim bisa mengidentifikasi identitas korban
sekaligus pelaku pembunuhnya. (*)
Posting Komentar untuk "Kesalnya Sudah Menthok, Pelaku Mutilasi di Pacet Tega Jagal Kekasihnya Jadi 65 Potongan "