Fokus pada Pendidikan, Kesehatan, dan Pengentasan Kemiskinan
Surabaya, Korantransparansi.com - Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa bersama Pimpinan DPRD Jatim menyetujui Rancangan Peraturan Daerah (Raperda) tentang Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (P-APBD) Tahun Anggaran 2025. Penandatanganan persetujuan bersama dilakukan dalam Rapat Paripurna di Gedung DPRD Jatim, Surabaya, Senin (8/9).
Dalam P-APBD 2025, pendapatan daerah ditetapkan naik dari
Rp28,44 triliun menjadi Rp28,59 triliun, terutama berasal dari optimalisasi
pendapatan asli daerah dan penyesuaian transfer dari pemerintah pusat.
Sementara itu, belanja daerah meningkat signifikan dari Rp30,22 triliun menjadi
Rp32,99 triliun.
Menurut Gubernur Khofifah, tambahan belanja daerah diarahkan
pada program prioritas pembangunan yang langsung menyentuh kebutuhan
masyarakat. Mulai dari pengentasan kemiskinan, penciptaan lapangan kerja,
peningkatan kualitas layanan pendidikan dan kesehatan, hingga pembangunan
infrastruktur wilayah.
“Penambahan alokasi belanja ini kami arahkan pada
sektor-sektor yang memberi dampak langsung pada kesejahteraan masyarakat,
termasuk layanan pendidikan, kesehatan, dan pengembangan ekonomi kerakyatan,”
ujar Khofifah.
Khofifah menegaskan bahwa prioritas Pemprov Jatim terhadap
layanan dasar masyarakat sangat tinggi. Hal ini tercermin dari alokasi anggaran
pendidikan sebesar 32,8 persen dan kesehatan 22,46 persen. Ia juga memastikan
program pengentasan kemiskinan semakin tepat sasaran.
“Komitmen kita semua luar biasa bahwa pelayanan dasar harus
kita tingkatkan. Kalau 32,8 persen untuk pendidikan, 22,46 persen untuk
kesehatan maka ini sebetulnya sudah masuk pada angka 55,26 persen,” ungkapnya
“Sasaran pengentasan kemiskinan hari ini kemungkinan salah
sasarannya sudah sangat kecil karena semua sudah berangkat dari DTSEN, yang
menyasar khususnya pada desil 1 dan 2,”
tambahnya.
Lebih lanjut, P-APBD 2025 juga menitikberatkan pada
pembangunan karakter masyarakat, pemberdayaan desa, tata kelola pemerintahan
yang bersih dan efektif, serta harmoni sosial dan lingkungan hidup.
“Kami ingin memastikan bahwa pembangunan Jawa Timur
berlangsung inklusif dan berkelanjutan,” tegas Khofifah.
Sementara dari sisi realisasi anggaran, berdasarkan laporan
realisasi anggaran (LRA) per 5 September yang dirilis oleh Kementerian Dalam
Negeri (Kemendagri), Jatim tertinggi kedua setelah Gorontalo.
"LRA kita berdasarkan rilis Kemendagri tanggal 5 September adalah 57,10 persen.
Rata-rata provinsi 46,36 persen dan Jatim sudah mencapai 57,10 persen,"
katanya
Dikatakan Gubernur Khofifah, prioritas pembangunan Jatim
2025 sangat holistik mencakup pengentasan kemiskinan menuju keadilan sosial,
perluasan lapangan kerja, peningkatan pelayanan dasar, pembangunan
infrastruktur berkeadilan, serta penguatan sektor pertanian, perikanan, dan
kehutanan yang berbasis kerakyatan.
Tak hanya pendidikan dan kesehatan, sektor pertanian juga
menjadi prioritas. Khofifah menyebutkan bahwa luas tambah tanam (LTT) Jawa
Timur adalah yang tertinggi di Indonesia, yakni 1,485 juta hektare.
“Ini pun sudah kami laporkan kepada Pak Presiden Prabowo.
LTT kita 1,485 dan itu tertinggi di antara seluruh provinsi di Indonesia. Maka
produksi gabah kita juga tertinggi, yakni 11,316 juta ton, dan sejak tahun 2020
produksi padi Jatim tertinggi diantara semua Provinsi,” jelasnya.
Dalam kesempatan itu, Gubernur Khofifah juga menyampaikan
apresiasi kepada pimpinan dan seluruh anggota DPRD Jatim atas sinergi yang
terbangun selama pembahasan. Menurutnya, kebersamaan antara eksekutif dan
legislatif menjadi kunci dalam menghadirkan kebijakan anggaran yang tepat
sasaran.
“Terima kasih kepada pimpinan dan anggota DPRD Jatim yang telah bekerja sama dengan baik. Semoga keputusan ini membawa manfaat sebesar-besarnya bagi masyarakat Jawa Timur,” ujarnya. (*)
Posting Komentar untuk " Fokus pada Pendidikan, Kesehatan, dan Pengentasan Kemiskinan"